'/></svg>)
JAKARTA - Biaya haji Kemenag tiap tahun selalu saja mengalami kenaikan, maklum memang karena ada empat komponen utama yang sangat memengaruhinya. Paling besar tentunya ialah biaya administrasi serta transportasi selama di Arab Saudi.
Memang tak bisa dimungkiri, setiap tahun memang ada saja kenaikan ongkos naik haji. Bahkan dari lima tahun terakhir, kenaikannya pun cukup drastis. Pada 2019, jemaah sendiri hanya membayarkan sekitar Rp 35 jutaan saja dari total BPIH Rp 69,1 juta. Saat Covid-19 melanda, jemaah haji Indonesia sendiri tak berangkat dalam dua tahun.
Lalu, pada 2022 jemaah haji harus membayar Rp 39,89 juta, tahun lalu Rp 49,9 juta, dan kini Rp 56,04 juta. "Kami dari Kementerian Agama yang mewakili pemerintah tentu mencoba berikan layanan terbaik untuk Jamaah haji Indonesia, kami belajar dari berbagai pengalaman 2022, 2023 aspek-aspek apa saja dalam layani jamaah haji Indonesia," kata Dirjen Penyelengaraan Haji dan Umrah Kemenag, Hilman Latief.
Nah, biaya haji Kemenag sendiri terbesar ada pada biaya administrasi dan transportasi. Biaya ini mencakup tiket pesawat pulang-pergi, visa haji, dan biaya administrasi yang ditetapkan oleh pemerintah.
Dikutip dari laman resmi Badan Amil Zakat Nasional, untuk calon jamaah dari Indonesia, biayanya berkisar antara 40-50 juta. Itu berarti lebih dari setengahnya biaya haji keseluruhan diambil dari segi transportasi saja.
Lalu, komponen kedua yang memengaruhi biaya haji Kemenag ialah akomodiasi. Biaya penginapan selama di Makkah dan Madinah sangat bervariasi. Paket haji reguler biasanya lebih ekonomis dengan penginapan di hotel bintang 3 atau 4, sedangkan paket haji plus atau VIP menawarkan penginapan di hotel bintang 5 yang lebih dekat dengan Masjidil Haram. Perkiraan biaya penginapan adalah sekitar Rp30-an juta.
Komponen ketiga ialah makanan. Biaya makan selama berada di tanah suci, serta biaya kesehatan seperti vaksinasi, juga perlu diperhitungkan. Perkiraan biaya makan sekitar delapan juta, sementara biaya kesehatan bisa mencapai dua juta. Terakhir ialah termasuk biaya transportasi lokal, ziarah, dan keperluan pribadi lainnya. Total biaya lain-lain diperkirakan sekitar lima sampai tujuh juta.
Biaya Haji Kemenag Mahal, Tapi Jemaah Hanya Perlu Bayar 60 Persen
Biaya haji Kemenag yang alami kenaikan sampai hampir ratusan juta tapi jemaah cuma membayar 60 persen karena ada penjelasan dan sejumlah alasannya. Salah satunya ialah karena subsidi yang dilakukan oleh pemerintah.
Seperti diketahui, biaya haji Kemenag memang mengalami kenaikan. Pemerintah bersama DPR telah menyepakati jumlah BPIH 1445H/2024 M sebesar Rp 93.410.286. Dari jumlah tersebut, Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) atau biaya yang ditanggung jemaah Rp56,05 juta per orang (60%), kemudian nilai manfaat atau subsidi biaya haji dari negara Rp37,36 juta per orang (40%).
Keputusan ini pun sudah dituangkan dalam Keppres Nomor 6 tahun 2024 ini ditandatangani Presiden pada 9 Januari 2024. Keppres ini mengatur Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) per embarkasi. Ketentuan biaya ini berlaku bagi jemaah haji, Petugas Haji Daerah (PHD), dan Pembimbing Kelompok Bimbingan lbadah Haji dan Umrah (KBIHU)
"Biaya haji secara nasional Rp 93,4 juta, ini bukan semua dibebankan kepada jemaah, jemaah hanya menanggung 60 persen, sisanya 40 persen ditanggung Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH),” kata Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Aceh, Azhari, dalam laman resmi Kemenag.
